Pengenalan Candlestick: Sejarah, Fungsi, dan Cara Membacanya - DUNIA DIGITECH

Pengenalan Candlestick: Sejarah, Fungsi, dan Cara Membacanya

pengenalan candlestick
Candlestick merupakan salah satu elemen paling penting dalam dunia trading modern. Mulai dari forex, saham, komoditas, hingga kripto, grafik candlestick menjadi alat yang wajib dipahami oleh para analis teknikal. Pola-pola yang muncul pada candlestick sering menjadi dasar pengambilan keputusan karena mampu menggambarkan perilaku pasar secara visual, cepat, dan informatif.

Walaupun candlestick populer di seluruh dunia saat ini, banyak trader yang belum memahami sejarahnya, cara kerja candlestick, hingga kelebihan serta kelemahannya. Artikel ini akan mengupas tuntas candlestick dari akar sejarahnya di Jepang hingga penggunaannya dalam analisis teknikal modern.



Sejarah Candlestick: Dari Pasar Beras Jepang ke Pasar Finansial Dunia

Candlestick pertama kali berkembang di Jepang pada abad ke-17, ketika pasar komoditas beras dibuka di Osaka. Pada masa itu, perdagangan beras dilakukan secara fisik dan menjadi komoditas penting bagi perekonomian Jepang.

Memasuki awal abad ke-18, sistem kupon atau “tanda terima pembelian beras untuk pengiriman di masa depan” mulai diperkenalkan. Sistem ini pada dasarnya adalah bentuk awal dari futures market modern. Karena itu, Osaka sering dianggap sebagai tempat lahirnya pasar futures pertama di dunia.

Tokoh penting dalam perkembangan candlestick adalah Munehisa Homma, seorang pedagang beras dari Sakata. Homma mulai mengelola bisnis keluarganya pada tahun 1750, termasuk lahan pertanian beras yang besar. Ia kemudian terjun ke bursa perdagangan beras lokal dan mencatat banyak hal penting tentang psikologi pasar.

Homma terkenal karena berhasil meraih 100 kali kemenangan trading secara beruntun. Kesuksesan tersebut tidak terjadi secara kebetulan. Ia membuat catatan harian yang berisi:

  • kondisi cuaca (karena mempengaruhi produksi beras)

  • pola harga beras harian

  • perilaku psikologis para pedagang

  • sentimen pasar

Dari ratusan catatan itu, Homma merumuskan 160 aturan trading yang kemudian dikenal sebagai Sakata Method. Metode inilah yang menjadi dasar sistem candlestick yang kita gunakan saat ini.

Selama berabad-abad, metode ini hanya digunakan di Jepang. Hingga akhirnya pada 1980-an, seorang analis teknikal bernama Steve Nison mempelajari teknik candlestick saat berkunjung ke Jepang. Pada tahun 1989 ia menulis artikel di majalah Futures, dan pada 1991 ia menerbitkan buku legendaris Japanese Candlestick Charting Techniques. Dari sinilah candlestick mulai mendunia dan menjadi bagian penting dalam technical analysis modern.


Apa Itu Candlestick?

Candlestick adalah representasi visual pergerakan harga dalam periode waktu tertentu. Setiap batang candlestick menunjukkan empat data penting:

  • Open: harga pembukaan

  • High: harga tertinggi

  • Low: harga terendah

  • Close: harga penutupan

Empat data ini membentuk struktur candlestick, yang terdiri dari:

1. Body Candlestick

Merupakan bagian candlestick yang paling tebal. Body menunjukkan jarak antara open dan close.

  • Jika close > open → candlestick bullish (biasanya berwarna hijau/putih)

  • Jika close < open → candlestick bearish (biasanya merah/hitam)

2. Shadow / Wick

Garis tipis yang memanjang ke atas atau bawah body.

  • Upper shadow menunjukkan harga tertinggi

  • Lower shadow menunjukkan harga terendah

Candlestick memberikan gambaran jelas tentang siapa yang lebih dominan: buyer atau seller.


Kelebihan Candlestick

Candlestick sangat populer bukan tanpa alasan. Berikut beberapa kelebihannya:

1. Memberikan Informasi Psikologi Pasar

Body candlestick memberi tekanan besar pada hubungan open-close, sehingga trader dapat melihat perubahan sentimen pasar secara cepat. Bahkan sebelum indikator teknikal lain memberikan sinyal, candlestick sering sudah memberi peringatan dini.

2. Visual yang Mudah Dipahami

Warna pada candlestick (bullish atau bearish) serta bentuk shadow memudahkan trader membaca kondisi pasar hanya dengan sekali lihat.

3. Menghasilkan Sinyal Reversal Lebih Cepat

Candlestick mampu memberikan sinyal perubahan arah trend lebih cepat dibanding indikator lainnya. Pola seperti Hammer, Engulfing, Doji, dan Morning Star sangat efektif untuk mendeteksi pembalikan harga.

4. Dapat Dikombinasikan dengan Indikator Lain

Karena candlestick menggunakan data OHLC (Open, High, Low, Close), maka ia kompatibel dengan hampir semua indikator teknikal seperti RSI, MACD, Bollinger Bands, dan Moving Average.


Kekurangan Candlestick

Walaupun sangat populer, candlestick tetap memiliki kekurangan:

1. Hanya Akurat dalam Jangka Pendek

Sinyal candlestick lebih cocok untuk analisis jangka pendek. Untuk trend jangka panjang, candlestick kurang bisa memberikan gambaran besar.

2. Tidak Memberikan Target Harga

Berbeda dengan pola chart seperti head and shoulders atau triangle, pola candlestick tidak menunjukkan target harga atau durasi sinyal.

3. Persentase Pola Masih 50%

Banyak pola candlestick yang memiliki tingkat akurasi rata-rata sekitar 50%. Itu sebabnya trader sering menggabungkan candlestick dengan indikator tambahan atau analisis volume.


Struktur dan Konstruksi Candlestick

Candlestick terbentuk dari kombinasi:

  • kekuatan buyer dan seller

  • volatilitas harga

  • sentimen pasar

  • respon terhadap berita atau kondisi ekonomi

Rangkaian candlestick membentuk pola yang dapat dibaca sebagai:

  • bullish continuation

  • bearish continuation

  • bullish reversal

  • bearish reversal

Pemahaman konstruksi candlestick membantu trader membaca pasar secara akurat tanpa perlu banyak indikator tambahan.


Gap dalam Candlestick


Dalam grafik candlestick, gap memiliki arti khusus.

Pada bar chart, gap muncul ketika rentang High-Low dua sesi tidak saling overlap.

Namun dalam candlestick, gap terjadi ketika body candlestick (open-close) tidak overlap dengan body sesi sebelumnya.

Contoh:
Jika candle sebelumnya close di 1.200, dan candle berikutnya open di 1.210 tanpa menyentuh area 1.200–1.209, maka terjadi body gap.

Jenis Gap pada Candlestick

  1. Body Gap → paling sering dalam analisis candlestick

  2. Shadow Gap → terjadi ketika shadow candle tidak overlap dengan shadow sebelumnya

Alasan perbedaan ini karena candlestick lebih menekankan pada psychology candle melalui body, bukan hanya rentang harga keseluruhan.

Gap biasanya menjadi sinyal:

  • perubahan sentimen mendadak

  • awal trend baru

  • sinyal lanjutan trend

Trader berpengalaman sering memanfaatkan gap sebagai area peluang entry.


📌 Kesimpulan

Candlestick adalah salah satu metode analisis teknikal tertua dan paling ampuh. Dari pasar beras di Jepang hingga pasar finansial modern, candlestick terbukti:

  • menggambarkan psikologi pelaku pasar

  • memberikan sinyal pergerakan harga yang cepat

  • mudah dibaca secara visual

  • fleksibel dan dapat dikombinasikan dengan indikator lain

Namun trader juga harus memahami bahwa candlestick tidak memberikan kepastian mutlak. Pola candlestick sebaiknya dijadikan konfirmasi, bukan satu-satunya dasar keputusan trading. Dengan memahami sejarah, konstruksi, kelebihan, kekurangan, serta pola-pola candlestick, trader dapat mengambil keputusan yang lebih objektif dan terukur.


Belum ada Komentar untuk "Pengenalan Candlestick: Sejarah, Fungsi, dan Cara Membacanya"

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan sopan. Patuhi aturan Netiquette, Jangan bicara kotor dan dilarang spam.

ADS atas Artikel

ADS Tengah Artikel 1

ADS Tengah Artikel 2

ADS Bawah Artikel